Di sisi sumur itu…
Awal perjumpaanku dengan Dia
Seorang pria luar biasa
Seorang dengan kelembutan dan ketegasan menjadi satu

Siang itu aku datang ke sumur, seperti biasanya
Aku sengaja mencari waktu di siang hari
Karena aku tidak mau berkumpul dengan wanita lain
Wanita-wanita yang suka bergosip
Wanita-wanita yang selalu memojokkan aku

Baik, aku memang bukan wanita baik-baik
Lalu kenapa?
Aku tidak menyakiti mereka
Aku tidak merugikan mereka
Aku bahkan tidak meminta perhatian dari mereka

Aku sering pergi dengan banyak pria
Aku hanya berusaha mencari kasih sayang
Aku hanya ingin merasa dicintai
Aku hanya berusaha mencari kepuasan jiwa
Ya, kepuasan jiwa…

Kata itu yang tepat untuk kondisiku saat ini
Aku adalah seorang wanita yang terus menerus haus
Haus akan perhatian…
Haus akan kasih sayang…
Haus akan pujian….
Haus akan sentuhan…

Seperti seorang yang kehausan
Aku ingin selalu dipuaskan

Aku selalu berpikir,…
pria-pria itu bisa memuaskan aku
Memuaskan kehausanku
Tapi makin hari…
Aku makin menemukan
Perkiraanku salah

Justru aku menemukan
Bahwa pada akhirnya akulah yang memuaskan mereka
Pada akhirnya aku yang dimanfaatkan mereka
setelah itu…aku disingkirkan begitu saja

Aku menemukan Dia di sisi sumur itu
Seorang pria yang berbeda dengan pria lain
Seorang pria yang sepertinya memiliki kasih sayang yang besar
Tapi bukan seperti pria-pria yang selama ini kutemui
Bukan kasih sayang biasa yang selama ini aku dapatkan
Aku tidak dapat menggambarkannya

“Beri aku minum”

Aaah…apa ini jebakan?
Dia orang Yahudi
Apa dia ingin menjebakku?

Dalam kecurigaanku kujawab
“Kau orang Yahudi
Mengapa minta minum padaku,
Seorang Wanita Samaria?”

Dia sepertinya bisa menangkap kecurigaanku

Kalau kamu tahu siapa yang sedang bicara padamu
Pastilah kamu telah meminta pada-Nya
Dan dia telah memberimu air hidup

Banyak pria menghampiriku
Biasanya mereka duluan yang meminta padaku
Untuk pergi dengan mereka
Memuaskan mereka

Mengapa Dia bilang kalau aku tahu siapa Dia
Maka aku akan meminta air hidup pada-Nya
Apa yang Dia maksud dengan air hidup?

Walau awalnya aku agak mengaguminya
Tapi saat itu aku tak bisa menyembunyikan kesinisanku

Kau tak punya timba tuan,
Sumur ini amat dalam
Maafkan aku, tapi…
Apakah kau lebih besar dari bapa kami…Yakub

Tapi Dia tidak marah
Dia malah tersenyum dengan penuh pengertian

“Kalau kau minum  dari sumur ini,
kau akan haus lagi”

Baik, apa dia sedang bercanda?
Tentu saja aku tahu
Itu sebabnya kenapa setiap hari aku kemari
Menimba air diam-diam

tapi kalau kau minum air yang kuberikan
Kau tak akan haus lagi
Karena air itu…
Akan berubah menjadi mata air 
Yang akan memancar dari dalam dirinya

Bicara apa Dia?
Mata air yang terus menerus memancar?
Dia punya air ajaib?
Siapa Dia?

Aku masih sinis saat kujawab,
“baik, berikan aku air itu”

Aku tak menduga jawaban Dia selanjutnya
Panggil suamimu

Kenapa Dia ingin aku memanggil suamiku
Biasanya pria lain tak akan pedui apakah aku memiliki suami atau tidak
Dengan pakaianku, mereka akan segera tahu siapa aku
Mengapa Dia pikir aku punya suami

Aku tak punya suami

Aku tidak bohong,
Aku memang tidak memiliki suami
Aku hanya bersama mereka untuk beberapa saat
Suka sama suka…
Tidak ada yang salah bukan?

Tepat katamu,
Kau memang tak punya seorang suami
Kamu punya lima suami. 
Yang sekarang ada di rumahmu pun
Bukan suamimu, benar kan?

Bagaimana mungkin dia mengetahuinya
Bahkan orang sekotaku pun tak akan tahu sedetil itu
Mereka hanya tahu aku bukan wanita baik-baik
Tanpa tahu isi hatiku
Tanpa tahu aku pun berharap dari kelima pria

Aku memang pernah tinggal serumah dengan pria
Lima kali, lima pria
Dari kebahagiaan kepada kekecewaaan
Kepada kebahagiaan kepada kekecewaan
Begitu seterusnya
Tidak ada yang benar-benar membuatku bahagia

Kesinisanku mulai berkurang
Lidahku mulai kelu
Namun kuberanikan diriku menjawab-Nya

“Kau pasti seorang nabi
Nenek moyang kami menyuruh kami menyembah di sini
Tapi kau….dan bangsamu mengatakan
Yerusalem adalah tempatnya”

Bicara apa aku ini
Mengapa aku mengungkit masalah Yahudi-Samaria lagi

Percayalah,
Suatu saat bukan di gunung ini
Dan bukan di Yerusalem
Di mana kamu akan menyembah

Memang kalian berbeda dengan kami
Kami menyembah apa yang kami kenal 
Sedang kamu tidak

Tapi dengarlah,
saatnya akan tiba….bahkan sudah tiba
Bahwa penyembah yang benar
Akan menyembah dalam roh, dan kebenaran

Aku sebenarnya kurang mengerti apa yang dikatakannya
Tapi dia sepertinya bukan manusia biasa
Dia mengatakan sesuatu mengenai Tuhan…
Tiba-tiba aku teringat sesuatu

“Aku pernah dengar,
Bahwa suatu saat Mesias akan datang
Dia yang disebut Kristus
Kalau Dia datang,
Dia akan memberitahu segala sesuatu pada kami”

Masih aku mengingat-ingat apa yang pernah kudengar
Dia tersenyum dan berkata

Akulah Dia….yang sedang bicara denganmu

Mesias itu Tuhan yang jadi manusia, bukan?
Apa maksudnya…
Kristus penyelamat itu ada di hadapanku
Berbicara dengan aku…

Dan walaupun Dia tahu siapa aku
Dia masih menjanjikan memberi padaku
Air…yang katanya tak akan habis itu

Kesinisanku hilang seketika
Aku merasa hidupku akan berubah selamanya

Kuletakkan tempayanku
Langsung aku berlari pada bangsaku
Aku tak peduli apa yang akan mereka katakan
Apakah mereka percaya padaku atau tidak
Aku hanya merasa perlu menyampaikan ini

Dia ada di sana” seruku

“Mesias itu….Kristus itu…
Dia tahu dan mengatakan padaku apa yang kulakukan”

Dan aku terus berkeliling kota
Menyampaikan kabar itu
Seumur hidup aku belum pernah merasa sukacita
Aku sering merasa senang…ya,
Tapi bukan perasaan sukacita seperti ini

Kalau sekarang aku disuruh bercerita mengenai kepuasan
Aku akan mengatakan
Temuilah Dia dan rasakan
Kau akan merasa… minum tanpa pernah haus lagi
Karena bukankah kepuasan adalah
Ketika kau mendapatkan apa yang kau inginkan
Dan tahu bahwa kau tak akan pernah kehilangan

Leave a comment